Bandung, 13 Oktober 2025 — Dalam rangka program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), PT Aretha Medika Utama menggelar kegiatan pembelajaran bertema “Pengenalan Ilmu Farmakologi”.
Kegiatan ini menghadirkan Apt. Yukko Arinta, S.Farm sebagai pemateri dan diikuti oleh peserta MBKM dari berbagai perguruan tinggi mitra.
Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari obat dari berbagai aspek, mulai dari sifat kimia, fisiologi, hingga interaksi dalam tubuh makhluk hidup. Ilmu ini menjadi dasar penting dalam riset bioteknologi, pengembangan obat, dan pelayanan kesehatan.
“Pemahaman farmakologi bukan hanya penting bagi tenaga medis, tetapi juga bagi mahasiswa dan peneliti yang terlibat dalam riset. Dengan memahami cara kerja obat, kita bisa memastikan setiap penelitian dilakukan secara aman, efektif, dan bertanggung jawab,” jelas Yukko Arinta dalam sesi pemaparan.
Dari Pengetahuan Empiris ke Ilmu Modern
Yukko Arinta menjelaskan bahwa pemahaman tentang obat sudah dimulai sejak zaman dahulu, ketika manusia purba menggunakan berbagai tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini kemudian berkembang menjadi pengobatan tradisional seperti jamu di Indonesia, dan kini menjadi farmakologi modern yang berlandaskan bukti ilmiah.
Peserta MBKM diajak untuk memahami bagaimana riset dan regulasi modern menjadikan penggunaan obat lebih aman dan terukur, baik dalam konteks terapi maupun penelitian.
Prinsip Pengawasan dan Penggunaan Obat yang Aman
Dalam paparannya, Yukko menekankan pentingnya pengawasan terhadap peredaran obat. Ia mengingatkan bahwa obat bisa menjadi “madu di satu sisi dan racun di sisi lainnya”, sehingga penggunaannya harus tepat sesuai indikasi.
Pengawasan tersebut di Indonesia dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjamin mutu, keamanan, dan efektivitas obat di masyarakat.
Ragam Fungsi dan Golongan Obat
Peserta juga diperkenalkan pada berbagai golongan obat seperti analgetik, antipiretik, antibiotik, antihipertensi, dan antidepresan. Yukko menjelaskan bahwa setiap obat memiliki mekanisme kerja berbeda, dan faktor seperti usia, berat badan, kondisi patologis, serta cara pemberian obat turut memengaruhi efektivitasnya.
Komitmen Aretha Medika Utama dalam MBKM
Melalui kegiatan ini, Aretha Medika Utama menegaskan komitmennya dalam mendukung program MBKM melalui pembelajaran aplikatif di bidang farmasi, bioteknologi, dan riset kesehatan.
Program ini tidak hanya memberikan wawasan akademik, tetapi juga membangun kesadaran ilmiah dan etika profesional di kalangan mahasiswa.
“Farmakologi adalah kunci untuk memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap zat aktif. Dengan memahami hal ini, kita bisa menciptakan pendekatan riset dan terapi yang lebih aman serta efektif,” tambah Yukko Arinta.
Mitigasi Risiko dalam Pembelajaran dan Riset
Sebagai bagian dari edukasi ilmiah, Aretha Medika Utama juga mengingatkan pentingnya mitigasi risiko dalam praktik laboratorium, di antaranya:
- Menghindari penggunaan obat tanpa izin atau dosis yang tidak sesuai.
- Memastikan prosedur laboratorium dilakukan dengan standar keamanan tinggi.
- Selalu melakukan validasi data dan konsultasi dengan pembimbing atau peneliti senior.
Dengan kegiatan ini, Aretha Medika Utama berharap peserta MBKM dapat memahami konsep farmakologi secara komprehensif dan menerapkannya dalam riset yang aman, etis, dan bermanfaat bagi dunia kesehatan. (epsh)
Aretha Medika Utama Biomolecular and Biomedical Research Center
